Sunday, July 8, 2012

DI BULAN SYA’BAN AMALAN ANDA DIANGKAT KE LANGIT


Sebagian besar diantara kita gaflah atau lalai akan keutumaan bulan Sya’ban, sebagian orang-orang terlalu sibuk dengan kegiatan dan program yang ada sehingga sedikit lalai dan melupakan eksistensi kemanusiaannya untuk selalu berusaha meningkatkan hubungan vertikalnya.
Telah menjadi sebuah tradisi yang melengket dan sulit dipisahkan, bangsa arab ketika berakhir bulan Rajab dan berawal bulan Sya’ban setiap suku dari mereka senang untuk berperang dan mencari ghanimah  atau harta rampasan perang, mereka senang mencari kebutuhan sehari-hari terutama air karena panas yang tidak ketulung. Karena adanya kesibukan tersebut, hati dan pikiran cendrung untuk berkonsentrasi pada apa yang menjadi target duniawinya dengan sedikit gaflah akan kepentingan dan kebutuhan rohnya.
Kata Sya’ban/ شعبان merupakan bentuk tunggal dari kata plural شعبانات وشعابين  adalah bulan kedelapan dari kelender Hijriyah, bulan antara  Rajab dan Ramadhan.   Dalam Mu’jam معانى الأســـماء dijelaskan bahwa  dikatakan sya’ban karena orang-orang pada waktu tersebut berkelompok-kelompok sibuk mencari air karena panas  yang menyengat.
Dari beberapa hadits yang ada hubungannya dengan bulan sya’ban, umumnya menyoroti sikap gaflah atau kelalaian akan keutamaan bulan ini, sementara sebagian besar dari 29 hari atau 30 hari di bulan Sya’ban ini, tauladan Muhammad banyak melakukan puasa.
Disinyalir dalam sebuah Hadits yang diriwatkan oleh Al-Nasai dari Usama bin Zaed r.a. :

عن أسامة بن زيد رضي الله عنهما قال: قال يا رسول الله: لم أرك تصوم من شهر من الشهور ما تصوم من شعبان؟ قال] http://www.alminbar.net/images/salla-icon.gif: ذاك شهر تغفل الناس فيه عنه، بين رجب ورمضان، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم  [رواه النسائي

Artinya :
Dari Usamah bin Zaed yang diridhoi Allah pada keduanya berkata  : Wahai Rasulullah, saya tidak pernah melihat Anda berpua            sa pada bulan apapun lebih dari pada Anda berpuasa di bulan Sya’ban. Rasulullah menjawab : Bulan itu dilupakan oleh kebanyakan orang, antara bulan Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan dimana semua amalan diangkat kepada Rabbul ‘Alamin, dan saya senang ketika amalan saya diangkat saya dalam keadaan berpuasa.

Dari  Hadits tersebut jelas terurai bahwa bulan Sya’ban adalah bulan dimana amalan setiap hamba akan diangkat ke langit, tidak ada keterangan secara detail yang menjelaskan bahwa amalan-amalan apa  saja yang diangkat pada bulan ini, hanya saja beberapa ulama memberikan penjelasan bahwa amalan itu akan diangkat menurut tiga kategori  yaitu amalan harian, mingguan dan tahunan, berikut detailnya :
Amalan Harian          :
Siang                           : Pada  awal malam (Shalat Ashar)
Malam                         : Pada awal siang (Shalat Fajar)
Amalan Mingguan     : Senin dan  Kamis
Amalan Tahunan       : Bulan Sya’ban

Pada artikel ini,  Penulis dengan memohon pertolongan Allah mencoba menjelaskan ketiga kategori amalan diatas dengan mengetengahkan beberapa ayat Al-Qur’an mengenai penafsiran ترفع الأعمال إلى الله  /amalan diangkat kepada Allah sebagai berikut :
1.      Qhafir ayat 7 sebagai  acuan dari penafsiran amalan yang diangkat sebagai pemberitahuan kepada Para Malaikat Allah, Allah  berfirman :

الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ ]غافر :7[   

7.  (Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,
Ayat ini menurut sebagian ulama menjelaskan bahwa amalan-amalan seorang hamba diangkat ke langit dengan maksud memberitahukan para malaikat pemangku Arsy Allah dan malaikat-malaikat sekeling Arsy tentang amalan baik hamba tersebut, dengan demikian para malaikat akan selalu mendoakan hamba tersebut agar senantiasa dalam perlindungan rahmat dan rahim-Nya.

2.      Al-Mutahaffifien, 18-20, menjelaskan tentang amalan perbuatan dan perkataan yang diangkat untuk disalin di kitab yang berada di ‘Illiyin :

كَلَّا إِنَّ كِتَابَ الْأَبْرَارِ لَفِي عِلِّيِّينَ (18) وَمَا أَدْرَاكَ مَا عِلِّيُّونَ (19) كِتَابٌ مَرْقُومٌ (20  المطففين

18.  Sekali-kali tidak, Sesungguhnya Kitab orang-orang yang berbakti itu (tersimpan) dalam 'Illiyyin. [1564]
19.  Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu?
20.  (yaitu) Kitab yang bertulis,

[1564]  'Illiyyin: nama Kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang berbakti.


3.      Fathir ayat 10 yang menjelaskan akumulasi amalan dan pengklasifikasian amalan yang baik dengan yang buruk :


مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَكْرُ أُولَئِكَ هُوَ يَبُورُ} [فاطر: 10]


10.  Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik[1249] dan amal yang saleh dinaikkan-Nya[1250]. dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. dan rencana jahat mereka akan hancur.

[1249]  sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa perkataan yang baik itu ialah kalimat tauhid yaitu Laa ilaa ha illallaah; dan ada pula yang mengatakan zikir kepada Allah dan ada pula yang mengatakan semua perkataan yang baik yang diucapkan Karena Allah.
[1250]  maksudnya ialah bahwa perkataan baik dan amal yang baik itu dinaikkan untuk diterima dan diberi-Nya pahala.

Terkait masalah penjelasan timing atau waktu pelaporan amalan-amalan seorang hamba, perlu meningkatkan ekstra konsentrasi vertikal kita pada post-post waktu yang telah ditentukan, dalam artian ekstra Ibadah di waktu Ashar, Maghrib sebagai laporan harian, senin dan Kamis sebagai laporan mingguan dan bulan Sya’ban sebagai laporan tahunan.

Rasulullah Bersabda untuk laporan amalan senin dan kamis :
إن الأعمال ترفع يوم الاثنين و الخميس ، فأحب أن يرفع عملي و أنا صائم
Sesungguhnya amalan-amalan itu akan diangkat pada hari senin dan kamis, olehnya itu saya senang ketika  amalan saya diangkat saya dalam keadaan berpuasa
H.R. Abu Hurairah dan Usama bin Zaed dan dishahkan oleh Al-Bani [Kitab Shahihul Jami’ No. Hadits 1583 ]
Demikian uraian kali ini, tentunya artikel ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekhilafan, dan penulis berharap  semoga dapat memberi manfaat untuk pembaca Insya Allah.

A.Aidid           
12 Sya’ban 1433 H. (2 Juli 2012)
Ba’da  Ashar, 16.30
Ruangan 27 Kantor KBRI Addis Ababa

Taro ki ada-ada

HTML Comment Box is loading comments...

Followers