Friday, October 29, 2010

PEKA TERHADAP FENOMENA ALAM


BIASAKAN DIRI ANDA    : Peka Terhadap Fenomena Alam
Sub Title                               : Rahasia Dibalik Gempa

Alam adalah Ayat Allah yang tercipta, sementara Al-Qur’an adalah Ayat Allah yang tertulis, kedua-duanya merupakan senyawa yang tak dapat dipisahkan, Alam dapat dibaca dengan hipotesa dan phenomena-penomenanya, dan Al-Qur’an dapat dikaji baik dari segi historis dan linguistic, alam adalah konteks dan Al-Qur’an adalah teks.

Dalam Al-Qur’an disebutkan kata “Bahr/البحر” dan segala bentuknya baik plural maupun singular  yang berarti laut berulang sebanyak 71 kali, sementara kata  bar/البر  yang berarti  darat berulang sebanyak 29 kali, ternyata merupakan persentasi lautan dan daratan yang ditemukan oleh para ilmuan pada abad 20 bahwsanya laut lebih luas daripada daratan, laut 79 persen dan darat 21 persen.

Kata Al-Zilzaal/زلزال yang berarti gempa dalam Al-Qur’an berulang sebanyak 6 kali, sedang kata             Al-Hattham/الحطام yang berarti kehancuran berulang sebanyak enam kali.

Ketika mendengarkan gempa, penulis teringat salah satu surah Al-Qur’an yang menjadikan Gempa sebagai title of chapter  yaitu surah Al-Zalzalah (سورة الزلزلة ), dari Ayat satu sampai empat  mengilustrasikan bagaimana kondisi alam dan manusia ketika terjadi gempa.

#sŒÎ) ÏMs9Ìø9ã ÞÚöF{$# $olm;#tø9Î ÇÊÈ   ÏMy_t÷zr&ur ÞÚöF{$# $ygs9$s)øOr& ÇËÈ   tA$s%ur ß`»|¡RM}$# $tB $olm; ÇÌÈ   7Í´tBöqtƒ ß^ÏdptéB $ydu$t7÷zr& ÇÍÈ  

1. apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3. dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4. pada hari itu bumi menceritakan beritanya,



Pada umumnya ulama tafsir mengatakan bahwa surah tersebut diatas mengilustrasikan kepada kita bagaimana ketika terjadinya hari kiamat, akan tetapi sebagian ulama tafsir kontemporer mengatakan bahwa surah tersebut diatas tidak saja terpaku pada pengilustrasian hari kiamat, akan tetapi merupakan kilas balik bagaimana kondisi alam dan manusia ketika terjadi gempa.

Selain kata-kata Zilzaal dengan segala bentuknya, ada beberapa ayat yang mempunyai konotasi sama dengan surah tersebut diatas, diantaranya :

01.   Q.S. Al-Waqi’ah: 1-6

#sŒÎ) ÏMyès%ur èpyèÏ%#uqø9$# ÇÊÈ   }§øŠs9 $pkÉJyèø%uqÏ9 îpt/ÏŒ%x. ÇËÈ   ×pŸÒÏù%s{ îpyèÏù#§ ÇÌÈ   #sŒÎ) ÏM§_â ÞÚöF{$# %w`u ÇÍÈ   ÏM¡¡ç0ur ãA$t6Éfø9$# $r¡o0 ÇÎÈ   ôMtR%s3sù [ä!$t6yd $}Wu;/ZB ÇÏÈ  

1. apabila terjadi hari kiamat,
2. tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya.
3. (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain),
4. apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya,
5. dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya,
6. Maka jadilah ia debu yang beterbangan,

02.   Q.S. Al-Insyiqaaq : 3-4

#sŒÎ)ur ÞÚöF{$# ôN£ãB ÇÌÈ   ôMs)ø9r&ur $tB $pkŽÏù ôM¯=sƒrBur ÇÍÈ  
3. dan apabila bumi diratakan,
4. dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong,

03.   Q.S. Al-Fajr : 21

Hxx. #sŒÎ) ÏM©.ߊ ÙßöF{$# %y.yŠ %y.yŠ ÇËÊÈ  
21. jangan (berbuat demikian). apabila bumi digoncangkan berturut-turut,


04.   Q.S. Al-‘Adiyaat : 9

* Ÿxsùr& ãNn=÷ètƒ #sŒÎ) uŽÏY÷èç/ $tB Îû Íqç7à)ø9$# ÇÒÈ  
9. Maka Apakah Dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,


05.   Q.S. Al-Infithaar : 3-4

#sŒÎ)ur â$ysÎ7ø9$# ôNtÉdfèù ÇÌÈ   #sŒÎ)ur âqç7à)ø9$# ôNuŽÏY÷èç/ ÇÍÈ  
3. dan apabila lautan menjadikan meluap,
4. dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,


06.   Q.S. Qaaf : 44

tPöqtƒ ÚY¤)t±n@ ÞÚöF{$# öNåk÷]tã %Yæ#uŽÅ  4 y7Ï9ºsŒ îŽô³ym $uZøŠn=tã ׎Å¡o ÇÍÍÈ  
44. (yaitu) pada hari bumi terbelah-belah Menampakkan mereka (lalu mereka ke luar) dengan cepat. yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi kami.


07.   Q.S. Al-Haaqah : 14

ÏMn=ÏHäqur ÞÚöF{$# ãA$t7Ågø:$#ur $tG©.ßsù Zp©.yŠ ZoyÏnºur ÇÊÍÈ  
14. dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.

08.    Q.S. Al-Muzammil : 14
tPöqtƒ ß#ã_ös? ÞÚöF{$# ãA$t7Ågø:$#ur ÏMtR%x.ur ãA$t6Ågø:$# $Y6ÏVx. ¸xŠÎg¨B ÇÊÍÈ  

14. pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan.


Dari beberapa surah tersebut diatas semua bercerita tentang kejadian maha dahsyat, Abdul Jabbar Syaraarah, seorang pakar lingusitik mengatakan dalam tulisannya (الحروف المقطعة فى القرآن الكريم – Hurufs el Muqatta’ah dalam Al-Qur’an - ) bahwa dalam dialek arab kuno, huruf merupakan sebuah ideogra/pictograph  atau symbol, paling tidak setiap dari ideogra itu mempunyai muatan makna , dalam hal ini beliau memberikan sebuah contoh huruf  (ذ) Dzal merupakan symbol kekuatan atau kedahsyatan, ketika seseorang mengatakan ذ- سموى  - itu berarti kekuatan langit,  huruf (ق) Qaaf berarti  قف – berhenti atau berdiri-, huruf (ن) berarti الدواة  -Obat -, huruf (س) sin berarti bulan, dan huruf (أل) berarti Al-Rab.

Beliau menambahkan bahwa bisa jadi huruf (ذ) merupakan padanan huruf (إذا) yang mengindikasikan terjadinya sesuatu hal yang maha dahsyat dan betul-betul akan terjadi, sebagaimana kita perhatikan setiap surah yang bercerita tentang kejadian yang maha dahsyat, akan dimulai dengan huruf إذا .

Kembali pada surah Al-Zalzalah yang dimulai dengan huruf  إذا , juga berilustrasi tentang sebuah kejadian atau phenomena  alam  maha dahsyat, ada baiknya kita teliti ayat demi ayat surah al-zalzalah sebagai berikut :

1. apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),

Kata digoncangkan yang berbentuk kata kerja transitif  mempunyai varian konotasi tentang banyaknya penyebab goncangan tersebut, dan kata زلزالها  -goncangan yang dahsyat-  menurut terjemahan versi department agama, kalau boleh penulis tambahkan kata زلزالها  bisa berarti goncangan-nya, dalam artian bumi pada dasar mempunyai goncangan, hanya saja goncangan itu akan berbeda pada level atau magnitude tertentu.

Al-Qur’an sangat memperhatikan akurasi bahasa dalam mengungkapkan atau mengilustrasikan suatu peristiwa, baik itu sudah terjadi, sedang terjadi ataupun peritiwa yang belum terjadi, dalam hal gempa Al-Qur’an mempunyai ukuran tersendiri dengan memakai stadar penggunaan ideogra ( ذ ) (Penafsiran dengan menggunakan metodhe الإعجاز العددى  ) yang bisa jadi sama seperti standar ukuran yang digunakan dunia sekarang ini yaitu standar yang populerkan oleh seorang volkanis italia Giuseppe Mercalli (Mercalli Intensity Scale)pada tahun  1884 dan 1906. Dan standar yang digunakan oleh Charles F. Richter (the magnitude Richter Scale).

الزلزالــــ                  : 1-5  derajat
الإنفطار                   : 6-7 derajat         
الانشقـاق                  : 8-10 derajat
الواقعة                     : 11 – 16 derajat
التكوير                     : 17 – 19 derajat

Syaikh Jauhari Thantawi banyak menerangkan dalam tafsirnya tentang ayat-ayat yang berkaitan dengan gempas dan volkanos, adapun intentistas pergerakan bumi yang mendahului gempa, telah dirinci dalam Al-Qur’an sebelum ditemukan dengan tekhnologi modern, Al-Qur’an memberikan kita gambaran tentang intensitas bumi menjelang hari kiamat sebagai berikut :

Q.S. Al-Waqi’ah
Ayat 3 : ((خافضة رافعة  : merupakan persentasi gerakan atau goncangan lempengan bumi yang turun naik, yang kemudian Department agama menerjemahkannya dengan

(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain), -perlu dikoreksi terjemahan depag J

Ayat 4 : إذا رجت الأرض رجا : Gerakan pada level atas bumi secara merata
Terjemahan Depag : 4. apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya, (Juga masih perlu dikoreksi)


Q.S. AL-Insyiqaaq
Ayat 04 :وألقت فيها وتخلت  : Gempa yang berbarengan dengan volcano

Q.S. Al-Zalzalah
Ayat 02 : وأخرجت الأرض أثقالها : semua kandungan bumi dikeluarkan



2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,

Para ahli tafsir –mufassir- dahulu menafsirkan bahwa yang dimaksud ayat diatas adalah hari kebangkitan, dalam artian bahwa orang-orang yang dikubur akan dibangkitkan, bahkan dalam sebuah mitos terjadinya gempa itu disebabkan oleh seekor ikan besar yang menggerakan bumi ini (bisa dilihat dalam tafsir ibnu katsir). Perkembangan iptek sangat membantu para mufassir untuk menerjemahkan atau menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, bumi mengeluarkan beban berat yang dikandungnya, artinya bumi mempunyai kandugan volcano, kandungan gas, minyak dan lain-lain sebagainya, dan pada saat terjadi zilzaal –gempa- semua kandungan akan dikeluarkan.

Sebelum mengakhiri tulisan ini, penulis teringat sebuah hadits Rasulullah mengenai tanda-tanda hari kiamat, dalam potongan hadits yang maknanya “salah satu tanda hari kiamat adalah keluarnya api dari Yaman.” Hadits ini sedikit memberikan sebuah ilustrasi kepada penulis bahwa kata-kata api akan keluar dari Yaman itu bisa berindikasi pada وألقت فيها وتخلت  ( gempa yang berbarengan dengan volcano), walaupun secara histografi Yaman tidak termasuk Negara langganan gempa karena jauh dari lempengan tektonik dunia, namun menurut seorang geologis bahwa setiap hari lempengan tektonik itu bertambah mendorong penulis berasumsi bahwa boleh jadi maksud dari hadits tersebut adalah terjadinya gempa yang berbarengan dengan volcano.

Terakhir…
Gempa yang berskala al-infithaar (6-7) saja bisa membuat negeri kita tercinta berkata مـــالها...؟ mengapa bumi kita tercinta ini begini..? apatalagi gempa yang berskala Al-Takwir/doomsday.… semoga saja bumi kita tercinta Indonesia dijauhkan dari gempa sebagai gejala alam, maupun gempa terror, gempa korupsi, gempa kesombongan kepada Allah, gempa keingkaran, kemaksiatan, kedzaliman dan gempa-gempa lainnya, karena bisa jadi gempa-gempa tersebut menjadi pemicu terjadi gempa sebagai gejala alam. Wallahu A’lam we A’lam.

A.Aidid
Addis Ababa, Last Friday of October 2010

Taro ki ada-ada

HTML Comment Box is loading comments...

Followers