“TSUNAMI
DALAM SOROTAN”
(Sebuah
Refleksi Paskah kedatangan Mahdi)
Inna
Lillahi wa Inna Ilaehi Raajiún…..
Tsunami…Sepertinya
telah menjadi jargon atau bahkan momok yang akan menghancurkan dan
memporak-porandakan ensensial the universe and Human
Species, bagaimana tidak bangsa arab belum lagi pulih dari Tsunami politik,
kini Jepang di hantam dengan 8.9 Scale Richter, 1000 jiwa lebih telah
mendahului kita… bahkan wikileaks pun juga menjadi sebuah Tsunami bagi SBY dan
TK dengan Headline the age (Australian) tentang “Yudhoyono
Abused Power”. -Kutipan dari Wikileaks-
(Source:http://yusril.ihzamahendra.com/2011/03/11/headline-the-age-australia-yudhoyono-abused-power/
).
Jargon
Tsunami berasal dari bahasa jepang yang terdiri dari dua suku kata yaitu; Tsu yang
berarti Pelabuhan dan Nami adalah gelombang (Tsunami=Gelombang
laut), hingga Tsunami menjadi sebuah terminology untuk sebuah action,
baik yang bersifat natural maupun majazi atau kiasan.
Tsunami
Politik yang telah melanda Tunis, Cairo, Yaman dan Libya adalah sebuah revolusi
Arab, para penulis arab mencoba membatasi penggunaan istilah الثورات/revolusi-revolusi (dalam bentuk plural)
dan mengajak untuk menggunakan istilah الثورة/revolusi dalam bentuk tunggal.
Ada
yang menarik kita bahas tentang perjalanan revolusi arab ini, dalam hal ini
President Egypt Muhammad Hosni Mubarak (محمد
حسنى مبارك), sebuah buku yang memuat information
about the future yang berjudul ماذا
قال علي عن آخر الزمان -apa yang dikatakan ali tentang
akhir zaman- yang disusun oleh Al-Sayyid Ali Ásyur yang diterbitkan di Beirut,
Libanon 2008. dari salah satu manuskrip Sayyidina Áli الجفر الأعظم .
Pada
dasarnya buku yang setebal 520 halaman ini ingin menjelaskan ciri-ciri
kedatangan Imam Mahdi dengan merujuk pada manuskrip Imam Áli tentang Akhir
zaman.
تكون بيوت العرب قبل
المهدى غرفا ممزقة، والملابس مهنكة يتكلمون فى وقت واحد، يكذب فيهم الكذاب، ويخون
الخائن ويؤتمن ربيب النساء، ورأس كبير تتردد راؤه فى كل مكان، ولا يمكث فوق الأرض،
يطير كالطير، ولا يرسو فى بر، فى عهد وهدنة وليس ليهودى عهود، زمانه أمر المسجد
الأقصى يشتد، وتكسر الجبال أحجارا، تدخلو دور اللصوص كما تنبأ عيسى ابن مريم،
وتكون القدس نارا، (صاحب مصر علامة العلامات وآيته عجب لها أمارات، قلبه حسن ورأسه
محمد ويغير الإسم الجد، إن خرج فاعلم أن المهدى سيطرق أبوابكم، فقبل أن يقرعها
طيرو إليه فى قباب السحاب أوائتوه زحفا وحبوا على الثلج ( ص. 7)
Rumah-rumah
orang arab sebelum kedatangan Imam Mahdi seperti kamar-kamar yang hancur,
pakaian akan terbuka dan mereka akan berbicara pada waktu yang sama,
orang-orang pendusta diantara mereka akan berbohong, dan penghianat juga akan
menghianiati dan mempercayai delegasi atau pemimpin perempuan, pemimpin
tertinggi mereka selalu merasa takut di setiap tempat, tidak berada di bumi,
terbang seperti burung dan tidak berada di daratan, pada saat itu adalah zaman
perjanjian damai dan gencatan senjata, akan tetapi tidak ada perjanjian
damai lagi bagi yahudi, pada saat itu konflik Masjidil Al-Aqsa semakin
intensif, gunung-gunung akan memecahkan batu-batunya, pada saat itu para
pencuri mengambil kesempatan sebagaimana yang disabdakan oleh Isa anaknya
Maryam, dan Al-Quds akan jadi kobaran api.
(penguasa
Mesir merupakan tanda-tanda yang paling ta’jub, pertengahannya hasan, dan
kepalanya Muhammad dan dia menggati nama kakeknya, jika penguasa tersebut
keluar, maka ketahuilah Imam Mahdi akan mengetuk pintu-pintu kalian, maka
sebelum Imam Mahdi menggedor pintu-pintumu terbanglah kepadanya, atau datanglah
kepadanya walaupun dalam keadaan merangkak diatas es. (Hal. 7)
Berikut
penulis akan memberikan beberapa komentar tentang paragrap Manuskrip Imam
Áli dalam kitab ماذا قال على عن آخر
الزمان tersebut diatas.
- Rumah-rumah
orang arab sebelum kedatangan Imam Mahdi hancur berantakan atau
porak-poranda.
Bisa
jadi yang dimaksud Imam Áli rumah-rumah diatas adalah Negara-negara Arab
seperti Tunis, Mesir, Emirat, Yaman, Libya dan Negara-negara arab lainnya akan
hancur berantakan
- Pakaian akan
terbuka dan mereka akan berbicara pada waktu yang sama.
Kemungkinan
yang dimaksud dari nash diatas adalah tirai antara pemerintah
dan rakyatnya yaitu diam, tembok diam yang selama ini kuat, kini terkuak
dan melahirkan kesatuan suara menentang diktator yang kemudian disebut sebagai
revolusi Arab.
- Akan tetapi
tidak ada lagi perjanjian damai dengan pihak Israil, pada saat itu konflik
Masjidil Al-Aqsa semakin intensif, gunung-gunung akan memecahkan
batu-batunya, pada saat itu para pencuri mengambil kesempatan sebagaimana
yang disabdakan oleh Isa anaknya Maryam, dan Al-Quds akan jadi kobaran
api.
Setelah
tumbangnya rezim Mubarak, Israel semakin kwatir akan tidak terwujudnya janji
perdamaian yang pernah ada antara Mubarak dengan Israel, apatalagi dengan
ditemukan arsip rahasia yang dikenal dengan arsip perang 73 antara Israel dan
Mesir. (baca:
http://www.aljazeera.net/NR/exeres/31445758-4EBF-4F31-8A7A-63FC5AF6194C.htm )
Gunung-gunung
akan memecahkan batu-batunya adalah perluasan wilayah Israel dalam hal ini
pembangunan real estate yahudi /اللإستيطان dengan menghancurkan gunung-gunung wilayah Palestina.
Al-Quds
akan jadi kobaran api : Pada gilirannya akan terjadi Perang dahsyat di Israel
- (penguasa
Mesir merupakan tanda-tanda yang paling ta’jub, pertengahannya hasan, dan
kepalanya Muhammad dan dia menggati nama kakeknya,
Kepalanya
adalah Muhammad : artinya nama pemberian/given name penguasa
tersebut adalah Muhammad, Pertengahannya hasan : (حسن), mungkin yang dimaksud adalah Husni, Husni diambil dari kata
hasan, dan dia merobah nama kakeknya, nama kakek Presiden Husni mubarak
sebenarnya adalah Al-Sayyid, tapi dia menggantinya dengan Mubarak. Nama lengkap
(Muhammad Husni Al-Sayyid Mubarak)
Kalau
saja apa yang terdapat dalam kitab tersebut diatas adalah benar adanya, maka
idealnya kita sebagai muslim yang mempercayai kedantangan Mahdi, sudah harus
siap dengan segala resikonya, dalam hal ini persiapan jiwa yang betul-betul
matang untuk menerima apa yang akan disampaikan oleh sang Imam, karena era
tersebut sebagaimana disinyalir oleh Baginda Rasulullah adalah era yang penuh
dengan keadilan, dimana batas halam dan haram semakin jelas.
Al-Sayyid
Áli Ásyura juga mengutip dari Manuskrip Sayyid Áli Karammallahu Wajhahu tentang
perang yang terjadi di Ethiopia yang disulut dari peperang yang terjadi di
Sudan, bahkan dalam buku tersebut juga memuat kesuksesan Amerika dan sungai
Amazonnya. (Hal. 10 )
Sebelum
mengakhiri tulisan ini, ada dua hal yang penulis ingin sampaikan sebagai
landasan untuk membaca dan merenungkan tulisan ini sebagai berikut :
- Sayyidna Ali
terkenal sebagai pintu ilmu أنا مدينة
العلم وعلى بابه – Rasulullah bersabda; saya adalah kota ilmu
dan Ali adalah pintunya-, Beliau juga (Ali k.w.) sangat masyhur dengan
informasi-informasinya tentang alam ghaib dan berita-berita masa depan. (قال
سيدى على : سلونى فإن عندى علم الأولين والأخرين) Sayyidy
Ali berkata : tanyalah kepadaku sesungguhnya saya mempunyai ilmu
Al-Awwalien dan Al-Akhirien.
- Ada baiknya
kita menyimak beberapa riwayat mengenai kedatangan sang Imam sebagai
berikut :
فعن أبي عبد الله (عليه
السلام) قال: (قدام القائم (عليه السلام) لسنة غيداقة يفسد فيها الثمار والتمر في
النخل ، فلا تشكوا في ذلك)...(بحار الأنوار 52/214
(
Dari
Abu Abdullah a.s. berkata : kemunculan Al-Qaim akan ditandai dengan
ketidakseimbangan geology bumi yang menyebabkan kerusakan pada buah-buahan dan
madu akan terasa pahit, maka janganlah kalian ragu terhadap kedatannya.
(Biharul Anwar 52/214)
وعن سعيد بن جبير قال:
إن السنة التي يقوم فيها القائم المهدي ، تمطر الأرض أربعاً وعشرين مطره ترى
آثارها وبركتها إن شاء الله... (بحار الأنوار 52/212)
Dari
Said bin Jubair berkata : Tahun kedatangan Al-Qaim Al Mahdi, akan turun hujan
24 macamnya dampak dan berkahnya akan tampak Insya Allah. (Biharul Anwar
52/212)
Kebenaran
absolut hanya disisi Allah, manusia hanya mencoba dan meraba dengan indra dan
wahyu Allah, tulisan ini tak lain sekedar mengingatkan Penulis atau mungkin
pembaca untuk selalu siap welcome terhadap kedantangan sang Imam, karena
kerancuan akal manusia telah menyamarkan kebenaran yang hakiki, yang benar
dianggap salah dan salah malahan dianggap sebagai suatu kebenaran mutlak, dan
hal tersebut menjadi pendorong kedatangn beliau.
Wallahu
Á’lam wa Á’lam
Addis
Ababa, March 12, 2011 (Pukul 01:58)
A.
Aidid