Friday, October 28, 2011

Mingingat Mati II


BIASAKAN DIRI ANDA : Mengingat Mati II
Sub title : Alam Barzakh

Penulis masih mencoba menguraikan beberapa marhalah atau episode dalam hal kematian, kali ini mari  bersama merenung dan mencoba mencari tahu rahasia dibalik alam barzakh atau lebih dikenal dengan alam kubur.
Pada dasarnya ada perbedaan antara alam barzakh dengan alam kubur, hanya saja di Indonesia kita cendrung memahaminya sebagai dua kata yang sinonim, untuk tidak terjadi kesalahpahaman ada baiknya penulis menguraikan dua akar kata tersebut.
Alam Barzakh terdiri dari dua suku kata yaitu Alam dan Barzakh, barzakh diadopsi dari bahasa arab ke bahasa Indonesia yaitu برزخ   yang terdiri dari huruf ب،ر،ز، dan خ yang secara bahasa bisa berarti الحاجز atau الحد (sekap atau pembatas), para ahli bahasa meberikan pengertian secara bahasa bahwa Alam barzakh adalah pembatas antara dua alam, sedangkan menurut istilah albarzakh berarti periode tertentu antara kematian dan hari kebangkitan –judgment time-.

Para ahli Lugha –Bahasa- membedakan antara barzakh dan kubur, barzakh adalah dimensi ruhiyah yang bersifat temporal dari step pertama kehidupan Akhirat, sedangkan kubur adalah tempat jasad dibaringkan atau pembaringan terakhir setelah kehidupan dunia, ada juga yang mengatakan bahwa barzakh adalah waktu sedangkan kubur adalah tempat, keduanya masih terikat dengan kehidupan dunia, hanya saja Allah memberikan kita panca indra yang terbatas pada hal-hal yang bersifat factual, hewan mampu mendengarkan siksaan orang-orang yang telah dikubur.

Seorang Komunis berkebangsaan soviet Dr. Azzacove, pernah mengadakan penelitian untuk mengetahui pergerakan bumi dengan interval tertentu, dari penuturannya Dr. Azzacove sempat merekam adanya jutaan suara yang meminta tolong atau perlindungan pada dasar bumi, pada awalnya Dr. Azzacove mengira bahwa suara tersebut yang direkam dengan alat canggih Super sensitive microphone, adalah gesekan dari alat-alat  yang digunakan pada dinding-dinding perut bumi, akan tetapi setelah mendengar dan menganalisa ulang, Dr. Azzacove berkesimpulan bahwa itu adalah suara jutaan manusia yang meminta pertolongan.
Kehidupan Alam barzakh merupakan sisi esensial dari akidah orang-orang yang beriman, mempercayai adanya balasan yang diterima langsung di alam barzakh adalah suatu keniscayaan. Banyak dalil-dalil yang menerangkan eksistensi alam barzakh baik itu dari Al-Qur’an maupun Hadits diantaranya :

QS. Almu’min : 45-46
Dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang , dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras".
Penggalan ayat “Kepada mereka dinampakan neraka pada pagi dan petang” memberikan indicator adanya siksaan di Alam Barzakh. Jamak pakar tafsir sekaliber Imam Qurtubi, Syaukani, dan Fakhruddin al Razi berasumsi bahwa penggalan ayat tersebut diatas adalah bukti nyata adanya siksaan di Alam barzakh. Ibn Katsir mengatakan bahwa penggalan ayat tersebut diatas menjadi pokok Akidah terbesar yang menjadi dalil bagi pengikut mazhad ahlussunnah wal jama’ah tentang adanya balasan di Alam Barzakh.

QS. Albaqarah : 145
Dan jangan kamu sekalian mengatakan bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah adalah amwaat (orang-orang mati) akan tetapi  mereka itu hidup sedang kalian tidak merasakannya”.

Kedua dalil diatas menurut asumsi penulis menjelaskan bahwa Alam Barzakh masih sangat berkaitan dengan Alam kita sekarang ini, hanya saja kemampuan untuk menjangkau Alam tersebut adalah suatu kemustahilan, barzakh yang diciptakan Allah tidak seperti dinding beton kreasi manusia yang bisa dijangkau dengan golembang magnetis.

Penggalan Ayat pertama AlQur’an menjelaskan bahwa mereka –firaun dan sekutunya- dinampakan neraka pagi dan petang, ketarangan waktu pagi dan petang menunjukan adanya keterkaitan antara universe tempat tinggal kita sekarang dengan step pertama kehidupan akhirat, alasanya simple terjadinya pagi dan petang itu disebabkan route matahari ke planet bumi.
Dalil yang kedua mengenai kehidupan para Syuhada, mereka diberikan rezki sebagaimana kehidupan kita di dunia. Penggalan ayat “sedang kalian tidak merasakannya”  berindikasi kepada makhluk yang anugerahi Allah sifat “Rasa”. Kata-kata rasa di penggalan ayat ini bukan berarti merasakan sesuatu karena sentuhan. Orang-orang arab ketika ingin mengatakan saya merasakan sesuatu akibat dari sentuhan atau rabahan tangan itu menggunakan kalimat hassa – حس، يحس – bukan menggunakan kata – شعر  - . kata pada penggalan ayat tersebut berhubungan dengan dimensi barzakh bukan dimensi materi. Oleh karena kita terbatas –hajiz- pada kehidupan materi sudah barang tentu tidak dapat berkomunikasi dengan penghuni alam barzakh kecuali one condition, kita keluar dari alam materi menuju alam semi Barzakh yaitu alam mimpi (asumsi penulis). Wallahu a’lam.

Para Imam Ahlul Bait Rasulullah s.a.w. menjelaskan bahwa ada tiga golongan manusia di Alam Barzakh.
Pertama :
adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dengan sebaik-baik iman dan konsisten dengan keimanannya, lalu memperbaiki agamanya, tidak mencanpuradukan yang hak dengan yang bathil, mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Golongan ini menurut beliaus yang ditanya dikuburnya dan mendapatkan kenikmatan di Alam Barzakh sampai datangnya hari kebangkitan.
Kedua :   
Golongan orang-orang kafir atau ingkar kepada Allah, golongan ini akan ditanya di kuburnya dan akan mendapatkan siksaan di Alam Barzakh sampai datangnya hari kebangkitan
Ketiga :
Golongan yang mencampuradukan antara kebenaran dan kebathilan, golongan ini tidak akan ditanya di kuburnya serta tidak akan mendapatkan balasan apapun dari perbuatannya di dunia hingga datangnya hari kebangkitan, nasib golongan ini akan tergantung pada Syafa’at dan pengampunan Allah, atau akan mendapatkan siksaan sebagai balasan dari dosa-dosa yang mereka perbuat untuk kemudian dimasukan kedalam Surga.

Terakhir…
Penulis ingin share kepada pembaca tentang sebuah hadits panjang yang diriwayatkan Abu Allaits sebagai berikut :
Dari Albaraa’ bin Aazib yang diridhoi Allah pada keduanya berkata : Kami bersama Nabi s.a.w keluar menghantar jenazah seorang sahabat Anshar, ketika tiba di liang lahad dan jenazah belum dimasukan, Nabi s.a.w. duduk dan kamipun duduk terdiam disekitar beliau dan menunddukan kepala bagaikan ada burung diatas kepala kami, sedang Beliau s.a.w mengorek-gorek dengan dahan yang ada ditangannya, kemudian beliau mengangkat kepala sambil bersabda : Berlindunglah kalian kepada Allah dari siksaan kubur !!! beliau mengulanginya sebanyak tiga kali.
Abu Allaits berkata siapa yang hendak selamat dari siksa kubur, hendaknya menjaga empat perkara dan meninggalkan empat perkara pula :
JAGALAH EMPAT PERKARA
  1. Jaga Shalat lima waktu
  2. Memperbanyak sedekah
  3. Memperbanyak membaca Al-Qur’an
  4. Memperbanyak memuji atau bertasbih kepada Allah.
TINGGALKAN EMPAT PERKARA
  1. Hindari berdusta atau berbohong
  2. Berkhianat
  3. Mengadu Domba
  4. Hindari Kencing berdiri (Nabi Bersabda : Bersih-bersihlah kamu daripada kencing, karena umumnya siksaan kubur disebabkan karena kencing (artinya hendaknya mencuci kemaluan sebersi-bersinya)
Saling mengingatkanlah kita akan panggilan alam barzakh, umur semakin bertambah, rambut beruban, kondisi tubuh tidak se-fit masa muda, mata sudah mulai rabun, adalah merupakan sandi-sandi barzakh yang perlu kita hayati dan kita jadikan motivator untuk senantiasa welcome kepada step pertama kehidupan akhirat, semoga kita semua diberikan Allah hidayat insyallah.
Rasulullah mengajarkan kita sebuah do’a agar kita terhindar dari siksa kubur, sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Huraerah r.a.  sebagai berikut :

إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنَ التَّشَهُّدِ الآخِرِ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ


Jika salah seorang di antara kalian selesai tasyahud akhir (sebelum salam), mintalah perlindungan pada Allah dari empat hal: [1] siksa neraka jahannam, [2] siksa kubur, [3] penyimpangan ketika hidup dan mati, [4] kejelekan Al Masih Ad Dajjal.” (HR. Muslim). Do’a yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَشَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ


“Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabil qobri, wa ‘adzabin naar, wa fitnatil mahyaa wal mamaat, wa syarri fitnatil masihid dajjal

 [Ya Allah, aku meminta perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka, penyimpangan ketika hidup dan mati, dan kejelekan Al Masih Ad Dajjal].” (HR. Muslim)

Semoga bermanfaat insyallah

Fourth Friday of October 2010
Home Addis Ababa
A. Aidid


Baca : Mengingat Mati Bag. I

Taro ki ada-ada

HTML Comment Box is loading comments...

Followers