BIASAKAN DIRI ANDA : Peka
Terhadap Fenomena Alam
Sub Title :
Rahasia Dibalik Gempa
Alam adalah Ayat Allah yang tercipta, sementara
Al-Qur’an adalah Ayat Allah yang tertulis, kedua-duanya merupakan senyawa yang
tak dapat dipisahkan, Alam dapat dibaca dengan hipotesa dan
phenomena-penomenanya, dan Al-Qur’an dapat dikaji baik dari segi historis dan
linguistic, alam adalah konteks dan Al-Qur’an adalah teks.
Dalam Al-Qur’an disebutkan kata “Bahr/البحر” dan segala
bentuknya baik plural maupun singular
yang berarti laut berulang sebanyak 71 kali, sementara kata bar/البر
yang berarti darat berulang
sebanyak 29 kali, ternyata merupakan persentasi lautan dan daratan yang
ditemukan oleh para ilmuan pada abad 20 bahwsanya laut lebih luas daripada
daratan, laut 79 persen dan darat 21 persen.
Kata Al-Zilzaal/زلزال yang berarti gempa dalam Al-Qur’an
berulang sebanyak 6 kali, sedang kata Al-Hattham/الحطام yang berarti kehancuran berulang sebanyak
enam kali.
Ketika mendengarkan gempa, penulis teringat salah
satu surah Al-Qur’an yang menjadikan Gempa sebagai title of chapter yaitu surah Al-Zalzalah (سورة
الزلزلة ), dari Ayat satu
sampai empat mengilustrasikan bagaimana
kondisi alam dan manusia ketika terjadi gempa.
#sÎ)
ÏMs9Ìø9ã
ÞÚöF{$#
$olm;#tø9Î
ÇÊÈ ÏMy_t÷zr&ur
ÞÚöF{$#
$ygs9$s)øOr&
ÇËÈ tA$s%ur
ß`»|¡RM}$#
$tB
$olm;
ÇÌÈ 7Í´tBöqt
ß^ÏdptéB
$ydu$t7÷zr&
ÇÍÈ
1. apabila bumi digoncangkan
dengan goncangan (yang dahsyat),
2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3. dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4. pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
Pada umumnya ulama tafsir mengatakan bahwa surah
tersebut diatas mengilustrasikan kepada kita bagaimana ketika terjadinya hari
kiamat, akan tetapi sebagian ulama tafsir kontemporer mengatakan bahwa surah
tersebut diatas tidak saja terpaku pada pengilustrasian hari kiamat, akan
tetapi merupakan kilas balik bagaimana kondisi alam dan manusia ketika terjadi
gempa.
Selain kata-kata Zilzaal dengan segala bentuknya,
ada beberapa ayat yang mempunyai konotasi sama dengan surah tersebut diatas,
diantaranya :
01. Q.S. Al-Waqi’ah: 1-6
#sÎ)
ÏMyès%ur
èpyèÏ%#uqø9$#
ÇÊÈ }§øs9
$pkÉJyèø%uqÏ9
îpt/Ï%x.
ÇËÈ ×pÒÏù%s{
îpyèÏù#§
ÇÌÈ #sÎ)
ÏM§_â
ÞÚöF{$#
%w`u
ÇÍÈ ÏM¡¡ç0ur
ãA$t6Éfø9$#
$r¡o0
ÇÎÈ ôMtR%s3sù
[ä!$t6yd
$}Wu;/ZB
ÇÏÈ
1. apabila
terjadi hari kiamat,
2. tidak seorangpun dapat berdusta tentang
kejadiannya.
3. (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan
meninggikan (golongan yang lain),
4. apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya,
5. dan gunung-gunung dihancur luluhkan
seluluh-luluhnya,
6. Maka jadilah ia debu yang beterbangan,
02. Q.S. Al-Insyiqaaq : 3-4
#sÎ)ur
ÞÚöF{$#
ôN£ãB
ÇÌÈ ôMs)ø9r&ur
$tB
$pkÏù
ôM¯=srBur
ÇÍÈ
3. dan
apabila bumi diratakan,
4. dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan
menjadi kosong,
03. Q.S. Al-Fajr : 21
Hxx.
#sÎ)
ÏM©.ß
ÙßöF{$#
%y.y
%y.y
ÇËÊÈ
21. jangan
(berbuat demikian). apabila bumi digoncangkan berturut-turut,
04. Q.S. Al-‘Adiyaat : 9
* xsùr&
ãNn=÷èt
#sÎ)
uÏY÷èç/
$tB
Îû
Íqç7à)ø9$#
ÇÒÈ
9. Maka
Apakah Dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,
05. Q.S. Al-Infithaar : 3-4
#sÎ)ur
â$ysÎ7ø9$#
ôNtÉdfèù
ÇÌÈ #sÎ)ur
âqç7à)ø9$#
ôNuÏY÷èç/
ÇÍÈ
3. dan
apabila lautan menjadikan meluap,
4. dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,
06. Q.S. Qaaf : 44
tPöqt
ÚY¤)t±n@
ÞÚöF{$#
öNåk÷]tã
%Yæ#uÅ
4
y7Ï9ºs
îô³ym
$uZøn=tã
×Å¡o
ÇÍÍÈ
44. (yaitu)
pada hari bumi terbelah-belah Menampakkan mereka (lalu mereka ke luar) dengan
cepat. yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi kami.
07. Q.S. Al-Haaqah : 14
ÏMn=ÏHäqur
ÞÚöF{$#
ãA$t7Ågø:$#ur
$tG©.ßsù
Zp©.y
ZoyÏnºur
ÇÊÍÈ
14. dan
diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.
08. Q.S. Al-Muzammil : 14
tPöqt
ß#ã_ös?
ÞÚöF{$#
ãA$t7Ågø:$#ur
ÏMtR%x.ur
ãA$t6Ågø:$#
$Y6ÏVx.
¸xÎg¨B
ÇÊÍÈ
14. pada
hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu
tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan.
Dari beberapa surah tersebut
diatas semua bercerita tentang kejadian maha dahsyat, Abdul Jabbar Syaraarah,
seorang pakar lingusitik mengatakan dalam tulisannya (الحروف المقطعة فى القرآن الكريم –
Hurufs el Muqatta’ah dalam Al-Qur’an - ) bahwa dalam dialek arab kuno, huruf merupakan
sebuah ideogra/pictograph atau
symbol, paling tidak setiap dari ideogra itu mempunyai muatan makna ,
dalam hal ini beliau memberikan sebuah contoh huruf (ذ) Dzal merupakan symbol
kekuatan atau kedahsyatan, ketika seseorang mengatakan ذ- سموى - itu berarti kekuatan langit, huruf (ق) Qaaf berarti قف – berhenti atau berdiri-,
huruf (ن) berarti الدواة -Obat -, huruf (س) sin berarti bulan, dan huruf
(أل)
berarti Al-Rab.
Beliau menambahkan bahwa
bisa jadi huruf (ذ) merupakan padanan huruf (إذا) yang mengindikasikan
terjadinya sesuatu hal yang maha dahsyat dan betul-betul akan terjadi,
sebagaimana kita perhatikan setiap surah yang bercerita tentang kejadian yang
maha dahsyat, akan dimulai dengan huruf إذا .
Kembali pada surah
Al-Zalzalah yang dimulai dengan huruf إذا , juga berilustrasi tentang
sebuah kejadian atau phenomena alam maha dahsyat, ada baiknya kita teliti ayat
demi ayat surah al-zalzalah sebagai berikut :
1. apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
Kata digoncangkan yang berbentuk kata kerja transitif mempunyai varian konotasi tentang banyaknya
penyebab goncangan tersebut, dan kata زلزالها -goncangan yang dahsyat- menurut terjemahan versi department agama,
kalau boleh penulis tambahkan kata زلزالها bisa berarti goncangan-nya, dalam artian bumi
pada dasar mempunyai goncangan, hanya saja goncangan itu akan berbeda pada
level atau magnitude tertentu.
Al-Qur’an sangat memperhatikan akurasi bahasa dalam mengungkapkan atau
mengilustrasikan suatu peristiwa, baik itu sudah terjadi, sedang terjadi
ataupun peritiwa yang belum terjadi, dalam hal gempa Al-Qur’an mempunyai ukuran
tersendiri dengan memakai stadar penggunaan ideogra ( ذ ) (Penafsiran dengan
menggunakan metodhe الإعجاز
العددى ) yang bisa
jadi sama seperti standar ukuran yang digunakan dunia sekarang ini yaitu
standar yang populerkan oleh seorang volkanis italia Giuseppe Mercalli (Mercalli
Intensity Scale)pada tahun 1884 dan
1906. Dan standar yang digunakan oleh Charles F. Richter (the magnitude
Richter Scale).
الزلزالــــ : 1-5 derajat
الإنفطار
: 6-7 derajat
الانشقـاق : 8-10 derajat
الواقعة : 11 – 16 derajat
التكوير : 17 – 19 derajat
Syaikh Jauhari Thantawi banyak menerangkan dalam tafsirnya tentang ayat-ayat
yang berkaitan dengan gempas dan volkanos, adapun intentistas pergerakan bumi
yang mendahului gempa, telah dirinci dalam Al-Qur’an sebelum ditemukan dengan
tekhnologi modern, Al-Qur’an memberikan kita gambaran tentang intensitas bumi
menjelang hari kiamat sebagai berikut :
Q.S. Al-Waqi’ah
Ayat 3 : ((خافضة
رافعة :
merupakan persentasi gerakan atau goncangan lempengan bumi yang turun naik,
yang kemudian Department agama menerjemahkannya dengan
(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan
meninggikan (golongan yang lain), -perlu dikoreksi terjemahan depag J
Ayat 4 : إذا رجت الأرض رجا : Gerakan pada level atas bumi
secara merata
Terjemahan Depag : 4.
apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya, (Juga masih perlu dikoreksi)
Q.S. AL-Insyiqaaq
Ayat 04 :وألقت فيها وتخلت : Gempa yang berbarengan dengan volcano
Q.S. Al-Zalzalah
Ayat 02 : وأخرجت الأرض أثقالها : semua kandungan bumi
dikeluarkan
2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
Para ahli tafsir –mufassir- dahulu menafsirkan bahwa yang dimaksud ayat
diatas adalah hari kebangkitan, dalam artian bahwa orang-orang yang dikubur akan
dibangkitkan, bahkan dalam sebuah mitos terjadinya gempa itu disebabkan oleh
seekor ikan besar yang menggerakan bumi ini (bisa dilihat dalam tafsir ibnu katsir).
Perkembangan iptek sangat membantu para mufassir untuk menerjemahkan atau
menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, bumi mengeluarkan beban berat yang
dikandungnya, artinya bumi mempunyai kandugan volcano, kandungan gas, minyak
dan lain-lain sebagainya, dan pada saat terjadi zilzaal –gempa- semua
kandungan akan dikeluarkan.
Sebelum mengakhiri tulisan ini, penulis teringat sebuah hadits
Rasulullah mengenai tanda-tanda hari kiamat, dalam potongan hadits yang
maknanya “salah satu tanda hari kiamat adalah keluarnya api dari Yaman.” Hadits
ini sedikit memberikan sebuah ilustrasi kepada penulis bahwa kata-kata api akan
keluar dari Yaman itu bisa berindikasi pada وألقت فيها وتخلت ( gempa yang berbarengan dengan volcano),
walaupun secara histografi Yaman tidak termasuk Negara langganan gempa karena
jauh dari lempengan tektonik dunia, namun menurut seorang geologis bahwa setiap
hari lempengan tektonik itu bertambah mendorong penulis berasumsi bahwa boleh
jadi maksud dari hadits tersebut adalah terjadinya gempa yang berbarengan
dengan volcano.
Terakhir…
Gempa yang berskala al-infithaar (6-7) saja bisa membuat negeri kita
tercinta berkata مـــالها...؟ mengapa bumi kita tercinta ini begini..? apatalagi gempa yang
berskala Al-Takwir/doomsday.… semoga saja bumi kita tercinta Indonesia
dijauhkan dari gempa sebagai gejala alam, maupun gempa terror, gempa korupsi,
gempa kesombongan kepada Allah, gempa keingkaran, kemaksiatan, kedzaliman dan
gempa-gempa lainnya, karena bisa jadi gempa-gempa tersebut menjadi pemicu
terjadi gempa sebagai gejala alam. Wallahu A’lam we A’lam.
A.Aidid
Addis Ababa, Last Friday of October 2010