KONTROL AMARAH ANDA :
Anda coba
perhatikan diri anda dengan baik dan seksama dengan meluangkan waktu untuk
bertafakkur, hal ini akan lebih ideal kalau dilakukan setelah melaksanakan setiap
shalat lima waktu, dan lakukan sebuah hipotesa untuk mengetahui posisi biasan
jiwa anda di koridor mana, karena setiap jiwa mempunyai potensi akan hal-hal
baik, atau istilah agamanya potensi malaikat dan potensi yang mengarah pada
keburukan atau potensi syaitaniyah.
Barometer
atau standarisasi untuk sebuah kebaikan dan keburukan tidak hanya terkungkung
pada teks Naqliyah dan ‘Aqliyah akan tetapi perlu
menginkutsertakan faktor waqi’iyah atau realitas dengan ragam
variabelnya seperti waktu, tempat, kondisi suatu masyarat dengan tradisi dan
budayanya untuk sampai pada kebeneran mutlak.
Detail klik disini : Lanjutkan
Sebagian besar diantara kita gaflah atau lalai akan keutumaan bulan Sya’ban, sebagian orang-orang terlalu sibuk dengan kegiatan dan program yang ada sehingga sedikit lalai dan melupakan eksistensi kemanusiaannya untuk selalu berusaha meningkatkan hubungan vertikalnya.
Telah menjadi sebuah tradisi yang melengket dan sulit dipisahkan, bangsa arab ketika berakhir bulan Rajab dan berawal bulan Sya’ban setiap suku dari mereka senang untuk berperang dan mencari ghanimah atau harta rampasan perang, mereka senang mencari kebutuhan sehari-hari terutama air karena panas yang tidak ketulung. Karena adanya kesibukan tersebut, hati dan pikiran cendrung untuk berkonsentrasi pada apa yang menjadi target duniawinya dengan sedikit gaflah akan kepentingan dan kebutuhan rohnya.
Kata Sya’ban/ شعبان merupakan bentuk tunggal dari kata plural شعبانات وشعابين adalah bulan kedelapan dari kelender Hijriyah, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Dalam Mu’jam معانى الأســـماء dijelaskan bahwa dikatakan sya’ban karena orang-orang pada waktu tersebut berkelompok-kelompok sibuk mencari air karena panas yang menyengat.
Dari beberapa hadits yang ada hubungannya dengan bulan sya’ban, umumnya menyoroti sikap gaflah atau kelalaian akan keutamaan bulan ini, sementara sebagian besar dari 29 hari atau 30 hari di bulan Sya’ban ini, tauladan Muhammad banyak melakukan puasa.
Disinyalir dalam sebuah Hadits yang diriwatkan oleh Al-Nasai dari Usama bin Zaed r.a. :
عن أسامة بن زيد رضي الله عنهما قال: قال يا رسول الله: لم أرك تصوم من شهر من الشهور ما تصوم من شعبان؟ قال] : ذاك شهر تغفل الناس فيه عنه، بين رجب ورمضان، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم [رواه النسائي
Artinya :
Dari Usamah bin Zaed yang diridhoi Allah pada keduanya berkata : Wahai Rasulullah, saya tidak pernah melihat Anda berpuasa pada bulan apapun lebih dari pada Anda berpuasa di bulan Sya’ban. Rasulullah menjawab : Bulan itu dilupakan oleh kebanyakan orang, antara bulan Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan dimana semua amalan diangkat kepada Rabbul ‘Alamin, dan saya senang ketika amalan saya diangkat saya dalam keadaan berpuasa.